Saudaraku Dari Kota


http://iniboneka.blogspot.com
Sepi, hanya suara kodok dan jangrik yang terdengar dari sudut rawa. Salim memanggil tarkim dengan nada pelan, jelas suaranya terdengar meski nadanya begitu sayup seperti wajahnya, saingan suaranya hanya hewan yang setia menyanyikan lagu malam.
Ternyata salim hendak memberitahukan tarkim tentang saudaranya yang lama tinggal di kota, saudaranya
meninggal di kos-kosannya setelah menenggak obat sakit kepala dengan dosis yang berlebih, kurang lebih seperti itu apa yang dijelaskan mantra kampung kami.
Tarkim segera bergegas pergi dari pondokannya yang terletak di pesawahan menuju desa ke rumah orang tuanya, disitulah jasad saudaranya itu dikirim dengan mobil pick-up yang disewa oleh bapak. Kakek dari bapak memang pernah berpesan bahwa tanah di samping rumah dikhususkan untuk kuburan keluarga, dan semuanya harus dikuburkan disini. Kakek aku mungkin berharap akan berkumpul kembali didunia setelah kematian.
Namun, aku berpikir apakah semuanya akan tetap berkumpul sedangkan kami sekeluarga mempunyai kepercayaan kami masing-masing, ibu aku seorang muslimah yang taat, sedangkan bapak aku seorang kristen yang selalu memberikan penebusan dosa terhadap pengikut yesus.
Apa lagi saudara aku yang dikota, dulu dia mengikuti agama bapak aku sebagai orang Kristen, namun semenjak ia bpergi ke kota dan menemukan sebuah perkumpulan tentang liberal, sekarang dia menjadi ateis yang begitu rasional menurutnya.bahkan ketika dia dulu sempat pulang akupernah diajaknya mengikuti ajarannya, karena menurutnya segala sesuatu yang tidak masuk pada nalar kita itu semua hanyalah omong kosong. Aku sedikit bingung dengan apa yang ia jelaskan tapi biarlah aku manggut manggut supaya ia tidak ngoceh lagi.
Aku sendiri memilih untukmengikuti agama ibu aku, ya, aku seorang muslim, namun aku sedikit malu dengan title itu karena aku bukanlah penganut yang taat, tapi setidaknya aku masih mempunyai keberpihakan terhadapnya.
Kakek aku yakin betul meski kita berbeda tapi setelah kematian kita semua akan bersatu, oleh karena itu jasadnya pun harus dikuburkan bersama-sama agar tidak terpisah kelak ketika tuhan memilih tempat bagi orang-orang yang baik dan yang jahat.
Sebenarnya aku ingat betul kala sadaraku yang mencari pekerjaan di kota itu mengajak aku untuk ikut pergi meninggalkan desa dan mencari pekerjaan disana.
“Kau harus ikut aku, di sana kau akan mendapatkan apa yang kamu mau,” ujarnya saat itu
Aku bukannya tidak mau dengan iming-imingnya, tapi kita hanya dua bersaudara,
jika kita berdua pergi ke kota pastilah ibu sangat khawatir, apalagi melihat watak saudaraku yang semberono dan tidak mau mengalah, jadi aku pastikan untuk tinggal dan menjadi petani menemani bapak dan ibu di desa.
Tapi saat ini aku melihat jasadnya terbungkus kain kafan dan di lapisi tikar yang terbuat dari anyaman daun pandan. Mungkin inikah yang ia mau, tapi setidaknya saat ini dia kembali meski sudah tak bernyawa, karena kekhawatiran ibu ia takan kembali, sudah hampir dua tahun ia tak memberikan kabar pada kami.
Saat ini mungkin ibuku menjadi orang yang paling galau, karena mendapati anaknya mati namun ia juga mendapatkan kabar dari anaknya yang sudah lama ia tunggu-tunggu kabarnya. Tapi terlihat ibuku menjadi orang yang paling kuat dan tabah, ia tidak menunjukan emosianya.
Ia hanya mencoba mengurusi jasad anaknya, sesekali menyuruh bibiku untuk memastikan perlatan memandikan mayat sudah disiapkan, ibuku sendiri yang memandikan saudaraku itu, sedangkan aku hanya membantu mengangkatnya untuk disholati kemudian mengangkatnya lagi menuju kuburan.
Tentu kita bukan orang yang dapat membaca seluruh pikiran manusia, tapi setidaknya saudaraku yang ateis memberikan kehidupan kembali kepada ibuku untuk menjalani kehidupan.  

Komentar

Postingan Populer