Gadget, Kebutuhan atau Gaya Hidup
Perkembangan
teknologi memang sudah merambah keseluruh aspek kehidupan, semua sudah dibuat
mudah dan dibuat cepat dengan teknologi. Bisa dibilang semua manusia sudah
menjadi ketergantungan oleh teknologi.
Seperti
yang telah saya pelajari, bahwa teknologi bukan hanya berkaitan dengan gadget
atau barang elektonik, melainkan dengan bagaimana orang mempelajari sebuah ilmu
tentang sebuah cara. Contoh saja bagaimana perkembangan masyarakat Indonesia dewasa
ini tentang bagaimna melakukan sarapan
atau mungkin makan sehari-hari.
Sebelum
mengenal kebudayaan Negara lain, banyak masyarakat Indonesia atau bisa dibilang
sebagian besar masyarakat Indonesia kurang afdhol
jika belum memakan nasi dalam satu hari, bahkan jika sudah memakan lontong yang
sama-sama terbuat dari beras. Namun, sekarang perilaku tersebut sedikit
berbeda, tanpa makan nasi masyarakat Indonesia sudah tidak kaku dalam memenuhi
kebutuhan karbohidratnya tersebut, asal sudah memenuhi karbohidrat sudah
tercukupi meski tanpa memakan nasi.
“Global
Village” ini yang disebut oleh Marshal Mcluhan, seorang teoritikus asal kanada.
Perkembangan cara atau persamaan perilaku yang dilakukan masyarakat dunia, ini
menurutnya dikarenakan oleh media. Tentu kita mengetahui dan paham bagaimana
sekarang media sudah bisa memenuhi otak setiap manusia dalam berbagai hal dan
presepsi.
Itulah yang membuat tidak ada jarak antara masyarakat
amerika dengan masyarakat Australia, inggris, bahkan Indonesia sudah tak ada
yang bisa dibedakan cara kehidupan antar semuanya. Apalagi perkembangan sosial
media yang sudah berbagi macam jenisnya, dan aksesnya pun bisa ditemukan dimana
saja.
Kemudian,
kemudahan berkomunikasi inilah yang membuat tak ada jarak antar masyarakat
dunia, kita bisa mengetahui berbagai macam informasi hanya dengan melototi
sebuah Personal Computer (PC) atau sebuah laptop, bahkan dengan sebuah telepon
seluler.
Masyarakat sudah bergantung terhadap
teknologi, dan kemudian teknologi memiliki peranan penting dan pengaruh yang
sangat kuat dalam kehidupannya. Pada kenyataannya memang sulit dipungkiri.
Sebagai contoh, dalam aktivitas kita setiap hari selalu bersentuhan dengan teknologi.
Alarm yang membangunkan kita setiap pagi, kendaraan yang kita gunakan, televisi
yang kita jadikan sebagai salah satu sumber informasi, komputer, telepon
selular, dan masih banyak lagi
Dan
barang-barang yang menunjang ini pula yang membuat gaya hidup manusia berubah. Banyak
masyarakat semakin membutuhkan teknologi khususnya gadget untuk menunjang
terpenuhinya informasi, namun seiring waktu kebutuhan itu berubah menjadi sebuah gaya
hidup, tanpa memikirkan fungsi atau kinerja gadget.
inilah
yang jadi fenomena sekarang, bahkan ironisnya lagi bagaimana masyarakat rela
antre bahkan hingga pingsan hanya demi berebut promo smartphone. Tanpa harus
meneliti atau menganalisa, kita tahu bahwa masyarakat bukan memilih gadget karena
fungsi melainkan gaya hidup, benar teori yang dikemukakan Mcluhan tentang
determinism, bagaimana teknologi menjadi factor yang sangat vital dan menjadi
agen dalam perubahan sosial pada
masyarakat. dalam hal ini tekhologi baru seperti gadgetlah yang berkuasa.
Kemudian
pertanyaan lain adalah bagiamana kita memfilter informasi yang beredar di dunia
maya, yang sangat mudah diakses melalui gadget tersebut. Kita tahu banyak
konten yang tidak layak dikonsumsi publik yang gentayangan di dunia maya, sebut
saja pornografi, atau tindak kekerasan. Indonesia belum lama ini, mengeluarkan
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elekrtonik. Namun, Apakah dengan adanya
Undang-Undang Informasi dan Transaksi
Elekrtonik (UU ITE) sudah bisa mengontrol ?.
Atau adanya UU ITE
malah menjadi boomerang terhadap pengguna dunia maya, pertanyaan ini berpacu
pada kasus prita yang menurut saya menjadi korban UU ITE, kelemahannya memang
pada pasal yang masih banyak yang harus diperbaiki, yang dapat merugikan
pengguna internet. Inilah pekerjaan
rumah yang dimiliki pemerintah kita dalam mengontrol tanpa membatasi pengguna
dunia maya, agar perkembangan gadget atau teknologi tidak serta merta membuat
bangsa kita menjadi bodoh. 

Komentar
Posting Komentar