Fantasy Saat Lalui Pantura


Perjalanan ini dimulai dengan keseruan memilih bus yang akan kita naiki untuk berangkat melalui jalur Pantura menuju Pekalongan, rekomendasi dari teman yang sudah menunggu disana. Kita bertujuh stujuh menaiki bus rekomendasi tersebut, maklum kita bukan orang berpengalaman dalam hal menaiki bus malam jalur Pantura.
Tiket sudah kita beli sehari sebelum kita semua berangkat, awalnya kita akan menggunakan kereta ekonomi yang kita nilai sangat ekonomis dan pasti akan dapat lebih banyak pengalaman jika kita mengendarainya, ya meskipun tanpa AC atau bahkan tanpa kursi duduk yang empuk, namun sayangnya tiket kereta menuju pekalongan sudah habis terjual sampai beberapa hari kedepan.
Akhirnya hari yang kita tunggu untuk liburan telah tiba, dan kita semua berkumpul di depan halte kampus UIN Jakarta untuk bersama-sama berangkat menuju terminal Lebak Bulus, saat itu pukul tujuh pagi ” Berangkat sob!!,” seru salah satu teman kami.
Fantasy kita mulai hidup saat bus berjalan melalui panjangnya jalur pantura, bus berangkat dari Terminal Lebak Bulus pukul 8:30 WIB, pemandangan sawah yang terhampar hijau dan laut pantura yang melengkapi pemandangan indah bumi pantura, ya, pemandangan yang tidak akan di dapat di daerang Jakarta. Birunya laut di balur dengan hijaunya pesawahan yang berjejer tepat disamping jalanan.
Setiap daerah yang kami lewati pasti menimbulkan kesan tertentu atau pengalaman-pengalaman yang muncul yang berkaitan dengan dearah tersebut. Seperti saat kita melewati daerang karawang saya dengan dua teman saya pasti ingat dengan satu teman kosan yang berasal dari daerah itu, bakhan namanya ditambahkan nama daerahnya, namanya aslinya didin namun entah mengapa namanya bisa berubah jadi dika, ternyata itu sebuah singkatan yang berarti didin karawang.
Atau saat kita melewati Indramayu, saat melewati kota mangga itu semua langsung menanyai Ali salah satu teman kita yang juga ikut dalam petualang tersebut, yang paling utama pasti menanyakan letak rumahnya. Itu yang terjadi jika kita melewati daerah pantura.
Fantasy kita semakin liar ketika supir bus yang kita naiki ternyata juga menpunyai fantasy yang lebih liar, bagaimana tidak cara berkendaranya yang beigtu mirip dengan pengendara mobil balap liar membuat kita ikut tertantang.
Bahkan saya menyamakan cara berkendara supir tersebut dengan adegan film “fast and furious” dimana pengendara tidak takut menghadapi kendaraan di depannya dan belok seketika saat sudah sangat berhadapan dengan  kendaraan lainnya, atau dengan cara pengereman yang kasar yang membuat penumpangnya bergoyang kedepan kebelakang saat mobil melakukan pengereman.
Memang seru atau bisa dibilang menakutkan saat kita berlaga dan berhadapan dengan kematian, ya bisa dibilang memang bermain dengan kematian karena saat ini banyak pemberitaan tentang kecelakaan maut yang menyebabkan banyak korban nyawa hilang.
Tapi lepas dari itu kita menikmati segala yang terjadi saat di perjalannya hingga kita sampai di pekalongan pukul lima sore, dan kami semua berjanji tidak akan menaiki bus itu lagi…!!! Hidup Pantura

Postingan Populer